Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
Advertisement

Surat Az Zukhruf (Perhiasan) 89 Ayat - Al Qur'an dan Terjemahan

Surat Az Zukhruf (Perhiasan) 89 Ayat - Al Qur'an dan Terjemahan | Surat Az Zukhruf terdiri atas 89 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan sesudah surat Asy Syuura. 

Dinamai Az Zukhruf (Perhiasan) diambil dari perkataan Az Zukhruf yang terdapat pada ayat 35 surat ini. Orang-orang musyrik mengukur tinggi rendahnya derajat seseorang tergantung kepada perhiasan dan harta benda yang ia punyai, karena Muhammad s.a.w. adalah seorang anak yatim lagi miskin, ia tidak pantas diangkat Allah sebagai seorang rasul dan nabi. Pangkat rasul dan nabi harus diberikan kepada orang yang kaya. Ayat ini menegaskan bahwa harta tidak dapat dijadikan dasar untuk mengukur tinggi rendahnya derajat seseorang, karena harta itu merupakan hiasan kehidupan duniawi, bukan berarti kesenangan akhirat. 

Pokok-pokok isinya: 

1.Keimanan:
Al Quran berasal dari Lauh Mahfuzh; Nabi Isa a.s. itu tidak lain hanyalah seorang hamba Allah; pengakuan Nabi Isa a.s. bahwa Allah-lah Tuhan yang sebenarnya; mensifatkan bagaimana kesenangan di dalam syurga dan hebatnya penderitaan orang kafir di dalam neraka sehingga mereka ingin mati saja agar terlepas dari siksa itu; Tuhan tidak mempunyai anak. 

2.Hukum-hukum:
Perintah Tuhan kepada Nabi Muhammad s.a.w supaya menjauhi orang-orang yang tidak beriman. 

3.Kisah-kisah:
Kisah Nabi Ibrahim a.s., Musa a.s. dan Isa a.s. sebagai perbandingan bagi Nabi dan sebagai penawar sewaktu menghadapi kesulitan dalam melakukan da'wah. 

4.Dan lain-lain:
Pengakuan orang musyrik Mekah bahwa Allah-lah Yang menciptakan langit dan bumi, tetapi mereka tetap menyembah berhala; kepercayaan mereka bahwa malaikat adalah anak Allah dan penolakan atas kepercayaan yang salah itu; Muhammad s.a.w sebagai rasul mendapat ejekan dan celaan-celaan dari kaumnya dan hal ini adalah biasa, karena rasul-rasul yang dahulupun demikian pula halnya; orang-orang musyrik sangat kuat berpegang kepada tradisi dan adat istiadat nenek moyang mereka dalam beragama, sehingga tertutup hati mereka untuk menerima kebenaran. 

Surat Az Zukhruf (Perhiasan) 89 Ayat - Al Qur'an dan Terjemahan

Surat Az Zukhruf dimulai dengan menerangkan bahwa Al Quran adalah wahyu Ilahi dan diambil dari Lauh Mahfuzh. Kemudian menerangkan sikap orang musyrik terhadap para nabi dan menyebutkan sebahagian hikmah Allah yang dilimpahkan kepada manusia. Dikemukakan juga tentang sifat orang-orang musyrik yang suka mengada-adakan kebathilan dan kerusakan kepercayaan mereka dan sifat-sifat mereka yang sombong, walaupun mereka telah diperingatkan dengan nasib umat-umat yang dahulu yang mendurhakai Allah. 

Akhirnya, mengingat tindakan-tindakan orang-orang musyrikin yang lebih mementingkan perhiasan dan keduniawian itu, maka surat ini ditutup dengan perintah Allah agar Nabi Muhammad s.a w. berpaling dari orang-orang musyrik itu, nanti mereka akan merasakan dan mengetahui kebenaran ancaman Allah. 

HUBUNGAN SURAT AZ ZUKHRUF DENGAN SURAT AD DUKHAAN 

1. Kedua surat itu sama-sama dimulai dengan menyebutkan sifat-sifat Al-Quran. 

2. Pada akhir surat Az Zukhruf disebutkan ancaman kepada orang-orang kafir dan pada permulaan surat Ad-Dukhaan terdapat pula peringatan dan ancaman itu. 

3. Pada surat ini terdapat kesatuan sikap antara Nabi Muhammad s.a.w. da Nabi Musa a.s. yaitu pada surat Az Zukhruf Nabi Muhammad s.a.w. mengadu kepada Tuhannya bahwa kaumnya adalah orang yang tidak mau beriman, sedang pada surat Ad Dukhaan Nabi Musa a.s. mengadu kepada Tuhannya bahwa kaumnya adalah orang yang durhaka dan banyak dosa. 

Surat Az-Zukhruf

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

  1. حٰمۤ ۚ ḥā mīmHa Mim
  2. وَالْكِتٰبِ الْمُبِيْنِ ۙ wal-kitābil-mubīnDemi Kitab (Al-Qur'an) yang jelas.
  3. اِنَّا جَعَلْنٰهُ قُرْاٰنًا عَرَبِيًّا لَّعَلَّكُمْ تَعْقِلُوْنَۚ innā ja'alnāhu qur`ānan 'arabiyyal la'allakum ta'qilụnKami menjadikan Al-Qur'an dalam bahasa Arab agar kamu mengerti.
  4. وَاِنَّهٗ فِيْٓ اُمِّ الْكِتٰبِ لَدَيْنَا لَعَلِيٌّ حَكِيْمٌ ۗ wa innahụ fī ummil-kitābi ladainā la'aliyyun ḥakīmDan sesungguhnya Al-Qur'an itu dalam Ummul Kitab (Lauh Mahfuzh) di sisi Kami, benar-benar (bernilai) tinggi dan penuh hikmah.
  5. اَفَنَضْرِبُ عَنْكُمُ الذِّكْرَ صَفْحًا اَنْ كُنْتُمْ قَوْمًا مُّسْرِفِيْنَa fa naḍribu 'angkumuż-żikra ṣaf-ḥan ang kuntum qaumam musrifīnMaka apakah Kami akan berhenti menurunkan ayat-ayat (sebagai peringatan) Al-Qur'an kepadamu, karena kamu kaum yang melampaui batas?
  6. وَكَمْ اَرْسَلْنَا مِنْ نَّبِيٍّ فِى الْاَوَّلِيْنَ wa kam arsalnā min nabiyyin fil-awwalīnDan betapa banyak nabi-nabi yang telah Kami utus kepada umat-umat yang terdahulu.
  7. وَمَا يَأْتِيْهِمْ مِّنْ نَّبِيٍّ اِلَّا كَانُوْا بِهٖ يَسْتَهْزِءُوْنَ wa mā ya`tīhim min nabiyyin illā kānụ bihī yastahzi`ụnDan setiap kali seorang nabi datang kepada mereka, mereka selalu memperolok-olokkannya.
  8. فَاَهْلَكْنَٓا اَشَدَّ مِنْهُمْ بَطْشًا وَّمَضٰى مَثَلُ الْاَوَّلِيْنَ fa ahlaknā asyadda min-hum baṭsyaw wa maḍā maṡalul-awwalīnKarena itu Kami binasakan orang-orang yang lebih besar kekuatannya di antara mereka dan telah berlalu contoh umat-umat terdahulu.
  9. وَلَىِٕنْ سَاَلْتَهُمْ مَّنْ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ لَيَقُوْلُنَّ خَلَقَهُنَّ الْعَزِيْزُ الْعَلِيْمُۙwa la`in sa`altahum man khalaqas-samāwāti wal-arḍa layaqụlunna khalaqahunnal-'azīzul-'alīmDan jika kamu tanyakan kepada mereka, “Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?” Pastilah mereka akan menjawab, “Semuanya diciptakan oleh Yang Mahaperkasa, Maha Mengetahui.”
  10. الَّذِيْ جَعَلَ لَكُمُ الْاَرْضَ مَهْدًا وَّجَعَلَ لَكُمْ فِيْهَا سُبُلًا لَّعَلَّكُمْ تَهْتَدُوْنَ ۚ allażī ja'ala lakumul-arḍa mahdaw wa ja'ala lakum fīhā subulal la'allakum tahtadụnYang menjadikan bumi sebagai tempat menetap bagimu dan Dia menjadikan jalan-jalan di atas bumi untukmu agar kamu mendapat petunjuk.
  11. وَالَّذِيْ نَزَّلَ مِنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءًۢ بِقَدَرٍۚ فَاَنْشَرْنَا بِهٖ بَلْدَةً مَّيْتًا ۚ كَذٰلِكَ تُخْرَجُوْنَ wallażī nazzala minas-samā`i mā`am biqadar, fa ansyarnā bihī baldatam maitā, każālika tukhrajụnDan yang menurunkan air dari langit menurut ukuran (yang diperlukan) lalu dengan air itu Kami hidupkan negeri yang mati (tandus). Seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari kubur).
  12. وَالَّذِيْ خَلَقَ الْاَزْوَاجَ كُلَّهَا وَجَعَلَ لَكُمْ مِّنَ الْفُلْكِ وَالْاَنْعَامِ مَا تَرْكَبُوْنَۙ wallażī khalaqal-azwāja kullahā wa ja'ala lakum minal-fulki wal-an'āmi mā tarkabụnDan yang menciptakan semua berpasang-pasangan dan menjadikan kapal untukmu dan hewan ternak yang kamu tunggangi.
  13. لِتَسْتَوٗا عَلٰى ظُهُوْرِهٖ ثُمَّ تَذْكُرُوْا نِعْمَةَ رَبِّكُمْ اِذَا اسْتَوَيْتُمْ عَلَيْهِ وَتَقُوْلُوْا سُبْحٰنَ الَّذِيْ سَخَّرَ لَنَا هٰذَا وَمَا كُنَّا لَهٗ مُقْرِنِيْنَۙ litastawụ 'alā ẓuhụrihī ṡumma tażkurụ ni'mata rabbikum iżastawaitum 'alaihi wa taqụlụ sub-ḥānallażī sakhkhara lanā hāżā wa mā kunnā lahụ muqrinīnAgar kamu duduk di atas punggungnya kemudian kamu ingat nikmat Tuhanmu apabila kamu telah duduk di atasnya; dan agar kamu mengucapkan, “Maha-suci (Allah) yang telah menundukkan semua ini bagi kami padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya,
  14. وَاِنَّآ اِلٰى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُوْنَ wa innā ilā rabbinā lamungqalibụndan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami.”
  15. وَجَعَلُوْا لَهٗ مِنْ عِبَادِهٖ جُزْءًا ۗاِنَّ الْاِنْسَانَ لَكَفُوْرٌ مُّبِيْنٌ ۗ wa ja'alụ lahụ min 'ibādihī juz`ā, innal-insāna lakafụrum mubīnDan mereka menjadikan sebagian dari hamba-hamba-Nya sebagai bagian dari-Nya. Sungguh, manusia itu pengingkar (nikmat Tuhan) yang nyata.
  16. اَمِ اتَّخَذَ مِمَّا يَخْلُقُ بَنٰتٍ وَّاَصْفٰىكُمْ بِالْبَنِيْنَ ۗ amittakhaża mimmā yakhluqu banātiw wa aṣfākum bil-banīnPantaskah Dia mengambil anak perempuan dari yang diciptakan-Nya dan memberikan anak laki-laki kepadamu?
  17. وَاِذَا بُشِّرَ اَحَدُهُمْ بِمَا ضَرَبَ لِلرَّحْمٰنِ مَثَلًا ظَلَّ وَجْهُهٗ مُسْوَدًّا وَّهُوَ كَظِيْمٌ wa iżā busysyira aḥaduhum bimā ḍaraba lir-raḥmāni maṡalan ẓalla waj-huhụ muswaddaw wa huwa kaẓīmDan apabila salah seorang di antara mereka diberi kabar gembira dengan apa (kelahiran anak perempuan) yang dijadikan sebagai perumpamaan bagi (Allah) Yang Maha Pengasih, jadilah wajahnya hitam pekat, karena menahan sedih (dan marah).
  18. اَوَمَنْ يُّنَشَّؤُا فِى الْحِلْيَةِ وَهُوَ فِى الْخِصَامِ غَيْرُ مُبِيْنٍ a wa may yunasysya`u fil-ḥilyati wa huwa fil-khiṣāmi gairu mubīnDan apakah patut (menjadi anak Allah) orang yang dibesarkan sebagai perhiasan sedang dia tidak mampu memberi alasan yang tegas dan jelas dalam pertengkaran.
  19. وَجَعَلُوا الْمَلٰۤىِٕكَةَ الَّذِيْنَ هُمْ عِبٰدُ الرَّحْمٰنِ اِنَاثًا ۗ اَشَهِدُوْا خَلْقَهُمْ ۗسَتُكْتَبُ شَهَادَتُهُمْ وَيُسْٔـَلُوْنَ wa ja'alul-malā`ikatallażīna hum 'ibādur-raḥmāni ināṡā, a syahidụ khalqahum, satuktabu syahādatuhum wa yus`alụnDan mereka menjadikan malaikat-malaikat hamba-hamba (Allah) Yang Maha Pengasih itu sebagai jenis perempuan. Apakah mereka menyaksikan penciptaan (malaikat-malaikat itu)? Kelak akan dituliskan kesaksian mereka dan akan dimintakan pertanggungjawaban.
  20. وَقَالُوْا لَوْ شَاۤءَ الرَّحْمٰنُ مَا عَبَدْنٰهُمْ ۗمَا لَهُمْ بِذٰلِكَ مِنْ عِلْمٍ اِنْ هُمْ اِلَّا يَخْرُصُوْنَۗ wa qālụ lau syā`ar-raḥmānu mā 'abadnāhum, mā lahum biżālika min 'ilmin in hum illā yakhruṣụnDan mereka berkata, “Sekiranya (Allah) Yang Maha Pengasih menghendaki, tentulah kami tidak menyembah mereka (malaikat).” Mereka tidak mempunyai ilmu sedikit pun tentang itu. Tidak lain mereka hanyalah menduga-duga belaka.
  21. اَمْ اٰتَيْنٰهُمْ كِتٰبًا مِّنْ قَبْلِهٖ فَهُمْ بِهٖ مُسْتَمْسِكُوْنَ am ātaināhum kitābam ming qablihī fa hum bihī mustamsikụnAtau apakah pernah Kami berikan sebuah kitab kepada mereka sebelumnya, lalu mereka berpegang (pada kitab itu)?
  22. بَلْ قَالُوْٓا اِنَّا وَجَدْنَآ اٰبَاۤءَنَا عَلٰٓى اُمَّةٍ وَّاِنَّا عَلٰٓى اٰثٰرِهِمْ مُّهْتَدُوْنَ bal qālū innā wajadnā ābā`anā 'alā ummatiw wa innā 'alā āṡārihim muhtadụnBahkan mereka berkata, “Sesungguhnya kami mendapati nenek moyang kami menganut suatu agama, dan kami mendapat petunjuk untuk mengikuti jejak mereka.”
  23. وَكَذٰلِكَ مَآ اَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ فِيْ قَرْيَةٍ مِّنْ نَّذِيْرٍۙ اِلَّا قَالَ مُتْرَفُوْهَآ ۙاِنَّا وَجَدْنَآ اٰبَاۤءَنَا عَلٰٓى اُمَّةٍ وَّاِنَّا عَلٰٓى اٰثٰرِهِمْ مُّقْتَدُوْنَwa każālika mā arsalnā ming qablika fī qaryatim min nażīrin illā qāla mutrafụhā innā wajadnā ābā`anā 'alā ummatiw wa innā 'alā āṡārihim muqtadụnDan demikian juga ketika Kami mengutus seorang pemberi peringatan sebelum engkau (Muhammad) dalam suatu negeri, orang-orang yang hidup mewah (di negeri itu) selalu berkata, “Sesungguhnya kami mendapati nenek moyang kami menganut suatu (agama) dan sesungguhnya kami sekedar pengikut jejak-jejak mereka.”
  24. ۞ قٰلَ اَوَلَوْ جِئْتُكُمْ بِاَهْدٰى مِمَّا وَجَدْتُّمْ عَلَيْهِ اٰبَاۤءَكُمْۗ قَالُوْٓا اِنَّا بِمَآ اُرْسِلْتُمْ بِهٖ كٰفِرُوْنَ qāla a walau ji`tukum bi`ahdā mimmā wajattum 'alaihi ābā`akum, qālū innā bimā ursiltum bihī kāfirụn(Rasul itu) berkata, “Apakah (kamu akan mengikutinya juga) sekalipun aku membawa untukmu (agama) yang lebih baik daripada apa yang kamu peroleh dari (agama) yang dianut nenek moyangmu.” Mereka menjawab, “Sesungguhnya kami mengingkari (agama) yang kamu diperintahkan untuk menyampaikannya.”
  25. فَانْتَقَمْنَا مِنْهُمْ فَانْظُرْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِيْنَfantaqamnā min-hum fanẓur kaifa kāna 'āqibatul-mukażżibīnLalu Kami binasakan mereka, maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (kebenaran).
  26. وَاِذْ قَالَ اِبْرٰهِيْمُ لِاَبِيْهِ وَقَوْمِهٖٓ اِنَّنِيْ بَرَاۤءٌ مِّمَّا تَعْبُدُوْنَۙwa iż qāla ibrāhīmu li`abīhi wa qaumihī innanī barā`um mimmā ta'budụnDan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata kepada ayahnya dan kaumnya, “Sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu sembah,
  27. اِلَّا الَّذِيْ فَطَرَنِيْ فَاِنَّهٗ سَيَهْدِيْنِ illallażī faṭaranī fa innahụ sayahdīnkecuali (kamu menyembah) Allah yang menciptakanku; karena sungguh, Dia akan memberi petunjuk kepadaku.”
  28. وَجَعَلَهَا كَلِمَةً ۢ بَاقِيَةً فِيْ عَقِبِهٖ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَۗ wa ja'alahā kalimatam bāqiyatan fī 'aqibihī la'allahum yarji'ụnDan (Ibrahim) menjadikan (kalimat tauhid) itu kalimat yang kekal pada keturunannya agar mereka kembali (kepada kalimat tauhid itu).
  29. بَلْ مَتَّعْتُ هٰٓؤُلَاۤءِ وَاٰبَاۤءَهُمْ حَتّٰى جَاۤءَهُمُ الْحَقُّ وَرَسُوْلٌ مُّبِيْنٌ bal matta'tu hā`ulā`i wa ābā`ahum ḥattā jā`ahumul-ḥaqqu wa rasụlum mubīnBahkan Aku telah memberikan kenikmatan hidup kepada mereka dan nenek moyang mereka sampai kebenaran (Al-Qur'an) datang kepada mereka beserta seorang Rasul yang memberi penjelasan.
  30. وَلَمَّا جَاۤءَهُمُ الْحَقُّ قَالُوْا هٰذَا سِحْرٌ وَّاِنَّا بِهٖ كٰفِرُوْنَ wa lammā jā`ahumul-ḥaqqu qālụ hāżā siḥruw wa innā bihī kāfirụnTetapi ketika kebenaran (Al-Qur'an) itu datang kepada mereka, mereka berkata, “Ini adalah sihir dan sesungguhnya kami mengingkarinya.”
  31. وَقَالُوْا لَوْلَا نُزِّلَ هٰذَا الْقُرْاٰنُ عَلٰى رَجُلٍ مِّنَ الْقَرْيَتَيْنِ عَظِيْمٍwa qālụ lau lā nuzzila hāżal-qur`ānu 'alā rajulim minal-qaryataini 'aẓīmDan mereka (juga) berkata, “Mengapa Al-Qur'an ini tidak diturunkan kepada orang besar (kaya dan berpengaruh) dari salah satu dua negeri ini (Mekah dan Taif)?”
  32. اَهُمْ يَقْسِمُوْنَ رَحْمَتَ رَبِّكَۗ نَحْنُ قَسَمْنَا بَيْنَهُمْ مَّعِيْشَتَهُمْ فِى الْحَيٰوةِ الدُّنْيَاۙ وَرَفَعْنَا بَعْضَهُمْ فَوْقَ بَعْضٍ دَرَجٰتٍ لِّيَتَّخِذَ بَعْضُهُمْ بَعْضًا سُخْرِيًّا ۗوَرَحْمَتُ رَبِّكَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُوْنَ a hum yaqsimụna raḥmata rabbik, naḥnu qasamnā bainahum ma'īsyatahum fil-ḥayātid-dun-yā wa rafa'nā ba'ḍahum fauqa ba'ḍin darajātil liyattakhiża ba'ḍuhum ba'ḍan sukhriyyā, wa raḥmatu rabbika khairum mimmā yajma'ụnApakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kamilah yang menentukan penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan Kami telah meninggikan sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat memanfaatkan sebagian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.
  33. وَلَوْلَآ اَنْ يَّكُوْنَ النَّاسُ اُمَّةً وَّاحِدَةً لَّجَعَلْنَا لِمَنْ يَّكْفُرُ بِالرَّحْمٰنِ لِبُيُوْتِهِمْ سُقُفًا مِّنْ فِضَّةٍ وَّمَعَارِجَ عَلَيْهَا يَظْهَرُوْنَۙ walau lā ay yakụnan-nāsu ummataw wāḥidatal laja'alnā limay yakfuru bir-raḥmāni libuyụtihim suqufam min fiḍḍatiw wa ma'ārija 'alaihā yaẓ-harụnDan sekiranya bukan karena menghindarkan manusia menjadi umat yang satu (dalam kekafiran), pastilah sudah Kami buatkan bagi orang-orang yang kafir kepada (Allah) Yang Maha Pengasih, loteng-loteng rumah mereka dari perak, demikian pula tangga-tangga yang mereka naiki,
  34. وَلِبُيُوْتِهِمْ اَبْوَابًا وَّسُرُرًا عَلَيْهَا يَتَّكِـُٔوْنَۙ wa libuyụtihim abwābaw wa sururan 'alaihā yattaki`ụndan (Kami buatkan pula) pintu-pintu (perak) bagi rumah-rumah mereka, dan (begitu pula) dipan-dipan tempat mereka bersandar,
  35. وَزُخْرُفًاۗ وَاِنْ كُلُّ ذٰلِكَ لَمَّا مَتَاعُ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا ۗوَالْاٰخِرَةُ عِنْدَ رَبِّكَ لِلْمُتَّقِيْنَ wa zukhrufā, wa ing kullu żālika lammā matā'ul-ḥayātid-dun-yā, wal-ākhiratu 'inda rabbika lil-muttaqīndan (Kami buatkan pula) perhiasan-perhiasan dari emas. Dan semuanya itu tidak lain hanyalah kesenangan kehidupan dunia, sedangkan kehidupan akhirat di sisi Tuhanmu disediakan bagi orang-orang yang bertakwa.
  36. وَمَنْ يَّعْشُ عَنْ ذِكْرِ الرَّحْمٰنِ نُقَيِّضْ لَهٗ شَيْطٰنًا فَهُوَ لَهٗ قَرِيْنٌ wa may ya'syu 'an żikrir-raḥmāni nuqayyiḍ lahụ syaiṭānan fa huwa lahụ qarīnDan barangsiapa berpaling dari pengajaran Allah Yang Maha Pengasih (Al-Qur'an), Kami biarkan setan (menyesatkannya) dan menjadi teman karibnya.
  37. وَاِنَّهُمْ لَيَصُدُّوْنَهُمْ عَنِ السَّبِيْلِ وَيَحْسَبُوْنَ اَنَّهُمْ مُّهْتَدُوْنَ wa innahum layaṣuddụnahum 'anis-sabīli wa yaḥsabụna annahum muhtadụnDan sungguh, mereka (setan-setan itu) benar-benar menghalang-halangi mereka dari jalan yang benar, sedang mereka menyangka bahwa mereka mendapat petunjuk.
  38. حَتّٰىٓ اِذَا جَاۤءَنَا قَالَ يٰلَيْتَ بَيْنِيْ وَبَيْنَكَ بُعْدَ الْمَشْرِقَيْنِ فَبِئْسَ الْقَرِيْنُḥattā iżā jā`anā qāla yā laita bainī wa bainaka bu'dal-masyriqaini fa bi`sal-qarīnSehingga apabila orang–orang yang berpaling itu datang kepada Kami (pada hari Kiamat) dia berkata, “Wahai! Sekiranya (jarak) antara aku dan kamu seperti jarak antara timur dan barat! Memang (setan itu) teman yang paling jahat (bagi manusia).”
  39. وَلَنْ يَّنْفَعَكُمُ الْيَوْمَ اِذْ ظَّلَمْتُمْ اَنَّكُمْ فِى الْعَذَابِ مُشْتَرِكُوْنَ wa lay yanfa'akumul-yauma iẓ ẓalamtum annakum fil-'ażābi musytarikụnDan (harapanmu itu) sekali-kali tidak akan memberi manfaat kepadamu pada hari itu karena kamu telah menzalimi (dirimu sendiri). Sesungguhnya kamu pantas bersama-sama dalam azab itu.
  40. اَفَاَنْتَ تُسْمِعُ الصُّمَّ اَوْ تَهْدِى الْعُمْيَ وَمَنْ كَانَ فِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ a fa anta tusmi'uṣ-ṣumma au tahdil-'umya wa mang kāna fī ḍalālim mubīnMaka apakah engkau (Muhammad) dapat menjadikan orang yang tuli bisa mendengar, atau (dapatkah) engkau memberi petunjuk kepada orang yang buta (hatinya) dan kepada orang yang tetap dalam kesesatan yang nyata?
  41. فَاِمَّا نَذْهَبَنَّ بِكَ فَاِنَّا مِنْهُمْ مُّنْتَقِمُوْنَۙ fa immā naż-habanna bika fa innā min-hum muntaqimụnMaka sungguh, sekiranya Kami mewafatkanmu (sebelum engkau mencapai kemenangan), maka sesungguhnya Kami akan tetap memberikan azab kepada mereka (di akhirat),
  42. اَوْ نُرِيَنَّكَ الَّذِيْ وَعَدْنٰهُمْ فَاِنَّا عَلَيْهِمْ مُّقْتَدِرُوْنَ au nuriyannakallażī wa'adnāhum fa innā 'alaihim muqtadirụnatau Kami perlihatkan kepadamu (azab) yang telah Kami ancamkan kepada mereka. Maka sungguh, Kami berkuasa atas mereka.
  43. فَاسْتَمْسِكْ بِالَّذِيْٓ اُوْحِيَ اِلَيْكَ ۚاِنَّكَ عَلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ fastamsik billażī ụḥiya ilaīk, innaka 'alā ṣirāṭim mustaqīmMaka berpegang teguhlah engkau kepada (agama) yang telah diwahyukan kepadamu. Sungguh, engkau berada di jalan yang lurus.
  44. وَاِنَّهٗ لَذِكْرٌ لَّكَ وَلِقَوْمِكَ ۚوَسَوْفَ تُسْٔـَلُوْنَ wa innahụ lażikrul laka wa liqaumik, wa saufa tus`alụnDan sungguh, Al-Qur'an itu benar-benar suatu peringatan bagimu dan bagi kaummu, dan kelak kamu akan diminta pertanggungjawaban.
  45. وَسْٔـَلْ مَنْ اَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رُّسُلِنَآ ۖ اَجَعَلْنَا مِنْ دُوْنِ الرَّحْمٰنِ اٰلِهَةً يُّعْبَدُوْنَwas`al man arsalnā ming qablika mir rusulinā a ja'alnā min dụnir-raḥmāni ālihatay yu'badụnDan tanyakanlah (Muhammad) kepada rasul-rasul Kami yang telah Kami utus sebelum engkau, “Apakah Kami menentukan tuhan-tuhan selain (Allah) Yang Maha Pengasih untuk disembah?”
  46. وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا مُوْسٰى بِاٰيٰتِنَآ اِلٰى فِرْعَوْنَ وَمَلَا۟ىِٕهٖ فَقَالَ اِنِّيْ رَسُوْلُ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ wa laqad arsalnā mụsā bi`āyātinā ilā fir'auna wa mala`ihī fa qāla innī rasụlu rabbil-'ālamīnDan sungguh, Kami telah mengutus Musa dengan membawa mukjizat-mukjizat Kami kepada Fir’aun dan pemuka-pemuka kaumnya. Maka dia (Musa) berkata, “Sesungguhnya aku adalah utusan dari Tuhan seluruh alam.”
  47. فَلَمَّا جَاۤءَهُمْ بِاٰيٰتِنَآ اِذَا هُمْ مِّنْهَا يَضْحَكُوْنَ fa lammā jā`ahum bi`āyātinā iżā hum min-hā yaḍ-ḥakụnMaka ketika dia (Musa) datang kepada mereka membawa mukjizat-mukjizat Kami, seketika itu mereka menertawakannya.
  48. وَمَا نُرِيْهِمْ مِّنْ اٰيَةٍ اِلَّا هِيَ اَكْبَرُ مِنْ اُخْتِهَاۗ وَاَخَذْنٰهُمْ بِالْعَذَابِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ wa mā nurīhim min āyatin illā hiya akbaru min ukhtihā, wa akhażnāhum bil-'ażābi la'allahum yarji'ụnDan tidaklah Kami perlihatkan suatu mukjizat kepada mereka kecuali (mukjizat itu) lebih besar dari mukjizat-mukjizat (yang sebelumnya). Dan Kami timpakan kepada mereka azab agar mereka kembali (ke jalan yang benar).
  49. وَقَالُوْا يٰٓاَيُّهَ السّٰحِرُ ادْعُ لَنَا رَبَّكَ بِمَا عَهِدَ عِنْدَكَۚ اِنَّنَا لَمُهْتَدُوْنَ wa qālụ yā ayyuhas-sāḥirud'u lanā rabbaka bimā 'ahida 'indak, innanā lamuhtadụnDan mereka berkata, “Wahai pesihir! Berdoalah kepada Tuhanmu untuk (melepaskan) kami sesuai dengan apa yang telah dijanjikan-Nya kepadamu; sesungguhnya kami (jika doamu dikabulkan) akan menjadi orang yang mendapat petunjuk.”
  50. فَلَمَّا كَشَفْنَا عَنْهُمُ الْعَذَابَ اِذَا هُمْ يَنْكُثُوْنَfa lammā kasyafnā 'an-humul-'ażāba iżā hum yangkuṡụnMaka ketika Kami hilangkan azab itu dari mereka, seketika itu (juga) mereka ingkar janji.
  51. وَنَادٰى فِرْعَوْنُ فِيْ قَوْمِهٖ قَالَ يٰقَوْمِ اَلَيْسَ لِيْ مُلْكُ مِصْرَ وَهٰذِهِ الْاَنْهٰرُ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِيْۚ اَفَلَا تُبْصِرُوْنَۗ wa nādā fir'aunu fī qaumihī qāla yā qaumi a laisa lī mulku miṣra wa hāżihil-an-hāru tajrī min taḥtī, a fa lā tubṣirụnDan Fir‘aun berseru kepada kaumnya (seraya) berkata, “Wahai kaumku! Bukankah kerajaan Mesir itu milikku dan (bukankah) sungai-sungai ini mengalir di bawahku; apakah kamu tidak melihat?
  52. اَمْ اَنَا۠ خَيْرٌ مِّنْ هٰذَا الَّذِيْ هُوَ مَهِيْنٌ ەۙ وَّلَا يَكَادُ يُبِيْنُ am ana khairum min hāżallażī huwa mahīnuw wa lā yakādu yubīnBukankah aku lebih baik dari orang (Musa) yang hina ini dan yang hampir tidak dapat menjelaskan (perkataannya)?
  53. فَلَوْلَٓا اُلْقِيَ عَلَيْهِ اَسْوِرَةٌ مِّنْ ذَهَبٍ اَوْ جَاۤءَ مَعَهُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ مُقْتَرِنِيْنَ falau lā ulqiya 'alaihi aswiratum min żahabin au jā`a ma'ahul-malā`ikatu muqtarinīnMaka mengapa dia (Musa) tidak dipakaikan gelang dari emas atau malaikat datang bersama-sama dia untuk mengiringkannya?”
  54. فَاسْتَخَفَّ قَوْمَهٗ فَاَطَاعُوْهُ ۗاِنَّهُمْ كَانُوْا قَوْمًا فٰسِقِيْنَ fastakhaffa qaumahụ fa aṭā'ụh, innahum kānụ qauman fāsiqīnMaka (Fir‘aun) dengan perkataan itu telah mempengaruhi kaumnya, sehingga mereka patuh kepadanya. Sungguh, mereka adalah kaum yang fasik.
  55. فَلَمَّآ اٰسَفُوْنَا انْتَقَمْنَا مِنْهُمْ فَاَغْرَقْنٰهُمْ اَجْمَعِيْنَۙ fa lammā āsafụnantaqamnā min-hum fa agraqnāhum ajma'īnMaka ketika mereka membuat Kami murka, Kami hukum mereka, lalu Kami tenggelamkan mereka semuanya (di laut),
  56. فَجَعَلْنٰهُمْ سَلَفًا وَّمَثَلًا لِّلْاٰخِرِيْنَfa ja'alnāhum salafaw wa maṡalal lil-ākhirīnmaka Kami jadikan mereka sebagai (kaum) terdahulu dan pelajaran bagi orang-orang yang kemudian.
  57. وَلَمَّا ضُرِبَ ابْنُ مَرْيَمَ مَثَلًا اِذَا قَوْمُكَ مِنْهُ يَصِدُّوْنَwa lammā ḍuribabnu maryama maṡalan iżā qaumuka min-hu yaṣiddụnDan ketika putra Maryam (Isa) dijadikan perumpamaan, tiba-tiba kaummu (Suku Quraisy) bersorak karenanya.
  58. وَقَالُوْٓا ءَاٰلِهَتُنَا خَيْرٌ اَمْ هُوَ ۗمَا ضَرَبُوْهُ لَكَ اِلَّا جَدَلًا ۗبَلْ هُمْ قَوْمٌ خَصِمُوْنَwa qālū a ālihatunā khairun am huw, mā ḍarabụhu laka illā jadalā, bal hum qaumun khaṣimụnDan mereka berkata, “Manakah yang lebih baik tuhan-tuhan kami atau dia (Isa)?” Mereka tidak memberikan (perumpamaan itu) kepadamu melainkan dengan maksud membantah saja, sebenarnya mereka adalah kaum yang suka bertengkar.
  59. اِنْ هُوَ اِلَّا عَبْدٌ اَنْعَمْنَا عَلَيْهِ وَجَعَلْنٰهُ مَثَلًا لِّبَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ ۗ in huwa illā 'abdun an'amnā 'alaihi wa ja'alnāhu maṡalal libanī isrā`īlDia (Isa) tidak lain hanyalah seorang hamba yang Kami berikan nikmat (kenabian) kepadanya dan Kami jadikan dia sebagai contoh pelajaran bagi Bani Israil.
  60. وَلَوْ نَشَاۤءُ لَجَعَلْنَا مِنْكُمْ مَّلٰۤىِٕكَةً فِى الْاَرْضِ يَخْلُفُوْنَ walau nasyā`u laja'alnā mingkum malā`ikatan fil-arḍi yakhlufụnDan sekiranya Kami menghendaki, niscaya ada di antara kamu yang Kami jadikan malaikat-malaikat (yang turun temurun) sebagai pengganti kamu di bumi.
  61. وَاِنَّهٗ لَعِلْمٌ لِّلسَّاعَةِ فَلَا تَمْتَرُنَّ بِهَا وَاتَّبِعُوْنِۗ هٰذَا صِرَاطٌ مُّسْتَقِيْمٌ wa innahụ la'ilmul lis-sā'ati fa lā tamtarunna bihā wattabi'ụn, hāżā ṣirāṭum mustaqīmDan sungguh, dia (Isa) itu benar-benar menjadi pertanda akan datangnya hari Kiamat. Karena itu, janganlah kamu ragu-ragu tentang (Kiamat) itu dan ikutilah Aku. Inilah jalan yang lurus.
  62. وَلَا يَصُدَّنَّكُمُ الشَّيْطٰنُۚ اِنَّهٗ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ wa lā yaṣuddannakumusy-syaiṭān, innahụ lakum 'aduwwum mubīnDan janganlah kamu sekali-kali dipalingkan oleh setan; sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu.
  63. وَلَمَّا جَاۤءَ عِيْسٰى بِالْبَيِّنٰتِ قَالَ قَدْ جِئْتُكُمْ بِالْحِكْمَةِ وَلِاُبَيِّنَ لَكُمْ بَعْضَ الَّذِيْ تَخْتَلِفُوْنَ فِيْهِۚ فَاتَّقُوا اللّٰهَ وَاَطِيْعُوْنِ wa lammā jā`a 'īsā bil-bayyināti qāla qad ji`tukum bil-ḥikmati wa li`ubayyina lakum ba'ḍallażī takhtalifụna fīh, fattaqullāha wa aṭī'ụnDan ketika Isa datang membawa keterangan, dia berkata, “Sungguh, aku datang kepadamu dengan membawa hikmah dan untuk menjelaskan kepadamu sebagian dari apa yang kamu perselisihkan, maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku.
  64. اِنَّ اللّٰهَ هُوَ رَبِّيْ وَرَبُّكُمْ فَاعْبُدُوْهُۗ هٰذَا صِرَاطٌ مُّسْتَقِيْمٌ innallāha huwa rabbī wa rabbukum fa'budụh, hāżā ṣirāṭum mustaqīmSungguh Allah, Dia Tuhanku dan Tuhanmu, maka sembahlah Dia. Ini adalah jalan yang lurus.”
  65. فَاخْتَلَفَ الْاَحْزَابُ مِنْۢ بَيْنِهِمْ ۚفَوَيْلٌ لِّلَّذِيْنَ ظَلَمُوْا مِنْ عَذَابِ يَوْمٍ اَلِيْمٍ fakhtalafal-aḥzābu mim bainihim, fa wailul lillażīna ẓalamụ min 'ażābi yaumin alīmTetapi golongan-golongan (yang ada) saling berselisih di antara mereka; maka celakalah orang-orang yang zalim karena azab pada hari yang pedih (Kiamat).
  66. هَلْ يَنْظُرُوْنَ اِلَّا السَّاعَةَ اَنْ تَأْتِيَهُمْ بَغْتَةً وَّهُمْ لَا يَشْعُرُوْنَ hal yanẓurụna illas-sā'ata an ta`tiyahum bagtataw wa hum lā yasy'urụnApakah mereka hanya menunggu saja kedatangan hari Kiamat yang datang kepada mereka secara mendadak sedang mereka tidak menyadarinya?
  67. اَلْاَخِلَّاۤءُ يَوْمَىِٕذٍۢ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ اِلَّا الْمُتَّقِيْنَ ۗal-akhillā`u yauma`iżim ba'ḍuhum liba'ḍin 'aduwwun illal-muttaqīnTeman-teman karib pada hari itu saling bermusuhan satu sama lain, kecuali mereka yang bertakwa.
  68. يٰعِبَادِ لَاخَوْفٌ عَلَيْكُمُ الْيَوْمَ وَلَآ اَنْتُمْ تَحْزَنُوْنَۚ yā 'ibādi lā khaufun 'alaikumul-yauma wa lā antum taḥzanụn”Wahai hamba-hamba-Ku! Tidak ada ketakutan bagimu pada hari itu dan tidak pula kamu bersedih hati.
  69. اَلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا بِاٰيٰتِنَا وَكَانُوْا مُسْلِمِيْنَۚ allażīna āmanụ bi`āyātinā wa kānụ muslimīn(Yaitu) orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami dan mereka berserah diri.
  70. اُدْخُلُوا الْجَنَّةَ اَنْتُمْ وَاَزْوَاجُكُمْ تُحْبَرُوْنَ udkhulul-jannata antum wa azwājukum tuḥbarụnMasuklah kamu ke dalam surga, kamu dan pasanganmu akan digembirakan.”
  71. يُطَافُ عَلَيْهِمْ بِصِحَافٍ مِّنْ ذَهَبٍ وَّاَكْوَابٍ ۚوَفِيْهَا مَا تَشْتَهِيْهِ الْاَنْفُسُ وَتَلَذُّ الْاَعْيُنُ ۚوَاَنْتُمْ فِيْهَا خٰلِدُوْنَۚ yuṭāfu 'alaihim biṣiḥāfim min żahabiw wa akwāb, wa fīhā mā tasytahīhil-anfusu wa talażżul-a'yun, wa antum fīhā khālidụnKepada mereka diedarkan piring-piring dan gelas-gelas dari emas, dan di dalam surga itu terdapat apa yang diingini oleh hati dan segala yang sedap (dipandang) mata. Dan kamu kekal di dalamnya.
  72. وَتِلْكَ الْجَنَّةُ الَّتِيْٓ اُوْرِثْتُمُوْهَا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ wa tilkal-jannatullatī ụriṡtumụhā bimā kuntum ta'malụnDan itulah surga yang diwariskan kepada kamu disebabkan amal perbuatan yang telah kamu kerjakan.
  73. لَكُمْ فِيْهَا فَاكِهَةٌ كَثِيْرَةٌ مِّنْهَا تَأْكُلُوْنَlakum fīhā fākihatung kaṡīratum min-hā ta`kulụnDi dalam surga itu terdapat banyak buah-buahan untukmu yang sebagiannya kamu makan.
  74. اِنَّ الْمُجْرِمِيْنَ فِيْ عَذَابِ جَهَنَّمَ خٰلِدُوْنَۖ innal-mujrimīna fī 'ażābi jahannama khālidụnSungguh, orang-orang yang berdosa itu kekal di dalam azab neraka Jahanam.
  75. لَا يُفَتَّرُ عَنْهُمْ وَهُمْ فِيْهِ مُبْلِسُوْنَ ۚ lā yufattaru 'an-hum wa hum fīhi mublisụnTidak diringankan (azab) itu dari mereka, dan mereka berputus asa di dalamnya.
  76. وَمَا ظَلَمْنٰهُمْ وَلٰكِنْ كَانُوْا هُمُ الظّٰلِمِيْنَwa mā ẓalamnāhum wa lāking kānụ humuẓ-ẓālimīnDan tidaklah Kami menzalimi mereka, tetapi merekalah yang menzalimi diri mereka sendiri.
  77. وَنَادَوْا يٰمٰلِكُ لِيَقْضِ عَلَيْنَا رَبُّكَۗ قَالَ اِنَّكُمْ مَّاكِثُوْنَwa nādau yā māliku liyaqḍi 'alainā rabbuk, qāla innakum mākiṡụnDan mereka berseru, “Wahai (Malaikat) Malik! Biarlah Tuhanmu mematikan kami saja.” Dia menjawab, “Sungguh, kamu akan tetap tinggal (di neraka ini).”
  78. لَقَدْ جِئْنٰكُمْ بِالْحَقِّ وَلٰكِنَّ اَكْثَرَكُمْ لِلْحَقِّ كٰرِهُوْنَlaqad ji`nākum bil-ḥaqqi wa lākinna akṡarakum lil-ḥaqqi kārihụnSungguh, Kami telah datang membawa kebenaran kepada kamu tetapi kebanyakan di antara kamu benci pada kebenaran itu.
  79. اَمْ اَبْرَمُوْٓا اَمْرًا فَاِنَّا مُبْرِمُوْنَۚam abramū amran fa innā mubrimụnAtaukah mereka telah merencanakan suatu tipu daya (jahat), maka sesungguhnya Kami telah berencana (mengatasi tipu daya mereka).
  80. اَمْ يَحْسَبُوْنَ اَنَّا لَا نَسْمَعُ سِرَّهُمْ وَنَجْوٰىهُمْ ۗ بَلٰى وَرُسُلُنَا لَدَيْهِمْ يَكْتُبُوْنَ am yaḥsabụna annā lā nasma'u sirrahum wa najwāhum, balā wa rusulunā ladaihim yaktubụnAtaukah mereka mengira, bahwa Kami tidak mendengar rahasia dan bisikan-bisikan mereka? Sebenarnya (Kami mendengar), dan utusan-utusan Kami (malaikat) selalu mencatat di sisi mereka.
  81. قُلْ اِنْ كَانَ لِلرَّحْمٰنِ وَلَدٌ ۖفَاَنَا۠ اَوَّلُ الْعٰبِدِيْنَ qul ing kāna lir-raḥmāni waladun fa ana awwalul-'ābidīnKatakanlah (Muhammad), “Jika benar Tuhan Yang Maha Pengasih mempunyai anak, maka akulah orang yang mula-mula memuliakan (anak itu).
  82. سُبْحٰنَ رَبِّ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ رَبِّ الْعَرْشِ عَمَّا يَصِفُوْنَ sub-ḥāna rabbis-samāwāti wal-arḍi rabbil-'arsyi 'ammā yaṣifụnMahasuci Tuhan pemilik langit dan bumi, Tuhan pemilik ‘Arsy, dari apa yang mereka sifatkan itu.”
  83. فَذَرْهُمْ يَخُوْضُوْا وَيَلْعَبُوْا حَتّٰى يُلٰقُوْا يَوْمَهُمُ الَّذِيْ يُوْعَدُوْنَfa żar-hum yakhụḍụ wa yal'abụ ḥattā yulāqụ yaumahumullażī yụ'adụnMaka biarkanlah mereka tenggelam (dalam kesesatan) dan bermain-main sampai mereka menemui hari yang dijanjikan kepada mereka.
  84. وَهُوَ الَّذِيْ فِى السَّمَاۤءِ اِلٰهٌ وَّ فِى الْاَرْضِ اِلٰهٌ ۗوَهُوَ الْحَكِيْمُ الْعَلِيْمُ wa huwallażī fis-samā`i ilāhuw wa fil-arḍi ilāh, wa huwal-ḥakīmul-'alīmDan Dialah Tuhan (yang disembah) di langit dan Tuhan (yang disembah) di bumi dan Dialah Yang Mahabijaksana, Maha Mengetahui.
  85. وَتَبٰرَكَ الَّذِيْ لَهٗ مُلْكُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا ۚوَعِنْدَهٗ عِلْمُ السَّاعَةِۚ وَاِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَwa tabārakallażī lahụ mulkus-samāwāti wal-arḍi wa mā bainahumā, wa 'indahụ 'ilmus-sā'ah, wa ilaihi turja'ụnDan Mahasuci (Allah) yang memiliki kerajaan langit dan bumi, dan apa yang ada di antara keduanya; dan di sisi-Nyalah ilmu tentang hari Kiamat dan hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan.
  86. وَلَا يَمْلِكُ الَّذِيْنَ يَدْعُوْنَ مِنْ دُوْنِهِ الشَّفَاعَةَ اِلَّا مَنْ شَهِدَ بِالْحَقِّ وَهُمْ يَعْلَمُوْنَwa lā yamlikullażīna yad'ụna min dụnihisy-syafā'ata illā man syahida bil-ḥaqqi wa hum ya'lamụnDan orang-orang yang menyeru kepada selain Allah tidak mendapat syafaat (pertolongan di akhirat); kecuali orang yang mengakui yang hak (tauhid) dan mereka meyakini.
  87. وَلَىِٕنْ سَاَلْتَهُمْ مَّنْ خَلَقَهُمْ لَيَقُوْلُنَّ اللّٰهُ فَاَنّٰى يُؤْفَكُوْنَۙwa la`in sa`altahum man khalaqahum layaqụlunnallāhu fa annā yu`fakụnDan jika engkau bertanya kepada mereka, “Siapakah yang menciptakan mereka, niscaya mereka menjawab, “Allah,” jadi bagaimana mereka dapat dipalingkan (dari menyembah Allah),”
  88. وَقِيْلِهٖ يٰرَبِّ اِنَّ هٰٓؤُلَاۤءِ قَوْمٌ لَّا يُؤْمِنُوْنَۘwa qīlihī yā rabbi inna hā`ulā`i qaumul lā yu`minụndan (Allah mengetahui) ucapannya (Muhammad), “Ya Tuhanku, sesungguhnya mereka itu adalah kaum yang tidak beriman.”
  89. فَاصْفَحْ عَنْهُمْ وَقُلْ سَلٰمٌۗ فَسَوْفَ يَعْلَمُوْنَfaṣfaḥ 'an-hum wa qul salām, fa saufa ya'lamụnMaka berpalinglah dari mereka dan katakanlah, “Salam (selamat tinggal).” Kelak mereka akan mengetahui (nasib mereka yang buruk).
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement